Kamis, 17 September 2009

OBSESI

perang ku tantang

prajurit lima menerkam dengan tombak
aku hanya tersenyum

kekasihku pergi

aku senyum
kecut

belalang hijau mencerna daun
dalam dalam kuhayati bunga

seraya pasukan sepuluh menghunus pedang
aku tersenyum riang

kapal berlalu
ragaku lepas

obsesi
adakah itu indah nian?

akh cukup bermimpi saja malam...

prajurit lima belas meminta nyawa
aku diam

CATATAN SYAIR TERAKHIR DALAM BUKU MERAH

aku memilih untuk diam saja
aku memilih untuk tak mengartikan sepatah katamu
rayuan bulan cumbui nafsu
rupanya perangku telah dimulai
melalui kaca kaca berdebu
aku bercermin memandang penuh duka
aku memilih untuk tak seorang pun mengerti arti lisan ini
ataupun bait kata kata ini
sujud malam melampirkan doa
ketika aku berpikir soal mati
adakah kegagahan dari materi kan mengangkatku disana
lalu membeli maaf dari dosa dan hinaku?
adakah cinta wanita dapat membelaiku kala ku disiksa nanti?

selaksa fajar yang kutunggu
lumati luka
biusan lukisan mahadewi
tenggelam dalam pelangi
hitam adalah milikku

aku memilih tuk tak didengar
jika kumenjerit kesakitan ats dosa ini
akankah kalian mendengar?
malam syahdu ku bersujud
pada'Mu pemilik kekekalan abadi
hanya Kau yang melihatku mendengarku meraba ku
aku diam atas ketidak tahuanku

aku memilih untuk berpasrah ditangan Mu